pada awal abad 20
Di ketahui sebelumnya gelombang elektro magnetik yang di anggap gelombang murni,
ternyata berprilaku seperti partikel atau foton.
Kemudian pernyataan tersebut di asumsikan lagi oleh ilmuan asal prancis
victor charles de borglie meng asumsikan :
mungkin juga sebaliknya
"partikel atau foton berprilaku seperti gelombang "
berdasarkan Teori albert einstein
ketika momentum melaju seperti kecepatan cahaya maka akan menghasilkan energi
E = C.P
E : Energi
C: kecepatan cahaya
P : momentum foton
de borglie membuat persamaan :
P = h / Λ
p = partikel
h = kecepatan gelombang
Λ = lamda ( panjang gelombang)
"Dengan meningkatnya ukuran partikel maka panjang gelombangnya menjadi lebih pendek"
maka untuk pertikel makrokospik tidak bisa mungkin bisa diamati difraksinya
sedangkan untuk partikel mikrokospik elektron dan panjang gelombang materi dapat diamati
Warner karl heinberg (1901-1976)
Ia menyatakan tidak mungkin menentukan secara akurat posisi dan momentum secara
simultan partikel yang sangat kecil semacam elektron untuk mengamati partikel.
seseorang harus meradiasi pertikel dangan cahaya
tumbukan antara partikel dangan foton akan mengubah posisi dan momentum partikel,
Bila teori makrokospik di terapkan pada teori mikrokospik, maka perlu di perhatikan untuk mengamatinya,
kemudian ia membuat hukum pertidaksamaan:
(delta)X . (delta)P= h
di baca:
hubungan hasil kali antara ketidak pastian posisi elektron
dengan ketidak pastian posisi momentum
maka bernilai sekitar kostanta planck
keterangan :
h = kecepatan gelombang
delta X = ketidak pastian posisi x(elektron)
delta P = ketidak pestian posisi momentum
setelah itu dia mengembangkan sistem mekanika matriks
Erwin Schrodinger (1887-1961)
mengusulkan bahwa ide de borglie tidak hanya di terapkan untuk gerakan bebas pertikel, tetapi juga di terapkan pada gerakan yang terkait seperti elektron dan atom kemudian ide
ini di perluan dan menemukan sistem MEKANIKA GELOMBANG
dari pernyataan de borglie yang di sempurnakan oleh erwin schrodinger dan kemudian menjadi sistem MEKANIKA GELOMBANG,
kemidian sistem tersebut di gambunagkan dengan sisitem MAKANIKA MATRIKS Maka lahirlah sistem MAKANIKA KUANTUM
jadi mekanika kuantum adalah gabungan antara
SISTEM MEKANIKA METRIK + MEKANIKA GELOMBANG = MEKANIKA KUANTUM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar