macam - macam sturuktu padatan kristalin
a. susunan terjal
Senyawa kristal dan logam molekular memiliki susunan partikel yang memeksimalkan kerapatannya atau pertikel - pertikel tersusun seecara rapat dan padat.
susunan ini terdiri dari bola - bola partikel yang tersusun secara padat membentuk sebuah kubus yang di susun dari beberapa lapisan.
sifat - sifat susunan terjal yaitu:
1. bola - bola akan menempati 70 % ruang yang tersedia
2. setiap bola di kelilingi oleh setiap 12 bola tetangganya
3. enam bola dari 12 ada pada lapis yang sama dan tiga lapis di atasnya serta tiga lapis disanya di bawahnya
4. jumlah bola yang bersentuhan dengan bola yang menjadi acuan di sebut dengan bilangan kooerdinasi
5. untuk struktur terja , bilangan koordinasi adalh 12 , yang merupakan bilangan koordinasi maksimum. dalam kasus ini 4 sel di masukan dalam satu sel satuan.
contoh gambar susunan terjal
a. suatu lapisan khas setiap bola di kelilingi 12 bola lain
b. Lapisan kedua yang mirip dengan lapisan pertama, Setiap bola akan menempati lubang yang terbentuk oleh tiga bola di lapis pertama
c. setiap bola di lapis ke tiga akan terletak persisi di atas lapisan pertama ( susunan abab )
d. setiap bola di lapisan ketigaterletak di atas lubang lapisan pertama yang di gunakan oleh lapisan kedua ( susunan ABC)
perak mengkristal dalam susunan kubus terjejal, bila kristalnya di potong maka akan seperti tampak kubus yang di padati bola - bola yang di susun
Untuk mengukur kerapatan logam yaitu hubungan antara r ( jari - jari bola ) dan d ( panjang sel satuan ) dapat di tentukan dengan teorema pythagoras,
d2 + d2 = 4r2
sumber www.chem_is_try.com
Selasa, 07 Mei 2013
Minggu, 05 Mei 2013
Pemanfaatan Senyawa Kimia Alami Sebagai Alternatif Pengendalian Hama Tanaman
Penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan dampak negatif, selain itu penggunaan pestisida secara terus menerus juga dapat menyebabkan resistensi hama dan bahkan meninggalkan residu pestisida pada produk hasil pertanian yang bisa berbahaya apabila dikonsumsi manusia.
Sebelum dijelaskan Teknik pemanfaatan senyawa-senyawa kimia tersebut sebagai salah satu alternatif pengendalian hama tanaman adalah sebagai berikut:
1. Feromon,
adalah bahan yang disekresikan oleh organisme berguna untuk berkomunikasi secara kimia dengan sesamanya dalam spesies yang sama. fungsinya ada dua kelompok feromon yaitu:
a. Feromon “releaser”, memberikan pengaruh langsung terhadap sistem syaraf pusat individu penerima untuk menghasilkan respon tingkah laku dengan segera. Feromon terdiri atas tiga jenis,
yaitu feromon seks, feromon jejak, dan feromon alarm.
b. Feromon primer, berpengaruh terhadap system syaraf endokrin dan reproduksi individu penerima sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis.
2. Allomon, adalah suatu senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang dilepas oleh suatu organisme dan menimbulkan respon pada individu spesies lain.
Organisme pelepas memperoleh keuntungan, sedang penerimanya dirugikan.
allomon ini dapat dipakai sebagai sifat pertahanan dari serangan serangga herbivora dan untuk menolak predator
3 Kairomon, adalah suatu senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang dilepas oleh suatu organisme dan menimbulkan respon fisiologis dan perilaku pada individu spesies lain.
dapat menimbulkan keuntungan adaptif bagi serangga, individu penerima.
contoh adalah kairomon tanaman jagung,
yaitu tricosan, yang dapat menarik Trichogramma evanescens agar dapat menemukan inangnya, yaitu telur Helicoverpa zea
4. Apneumon, adalah senyawa kimia yang menjadi penghubung antara serangga dengan benda mati. Serangga tersebut terus berkembang biak dengan suburnya dan menjadi makanan beberapa spesies predator.
5. Sinomon, adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme yang dapat menimbulkan respon fisiologis atau perilaku yang memberikan keuntungan adaptif pada kedua belah pihak.
Teknik nya sebagai berikut :
A. Pemanfaatan senyawa feromon sintesis (feromoid
yaitu untuk memantau populasi juga dapat untuk mengacaukan perkawinan (mating disruption). Dengan kacaunya perkawinan maka tidak banyak telur yang bisa menetas sehingga populasi tertekan. Teknologi ini telah digunakan untuk mengendalikan Plutella xylostella pada kubis, Pectinophora gossypiella (Saund.) pada kapas, serta Grapholita funebrana (F.) dan G. prumifora (F.) pada apel
Senyawa feromon seks beberapa spesies serangga telah diidentifikasi, dan telah pula dibuat sintesisnya
B. Pola tanam tumpangsari dan tanaman perangkap
Penanaman tanaman perangkap di antara tanaman utama juga mulai diterapkan untuk mengendalikan populasi hama. Mekanisme yang terjadi adalah adanya daya tarik yang lebih kuat dari tanaman perangkap dibanding tanaman utama sehingga hama lebih menyukai berada pada tanaman perangkap tersebut. Salah satu tanaman yang mampu menarik serangga hama dan musuh alaminya adalah jagung. Tanaman jagung sebagai perangkap telah berhasil diterapkan untuk mengendalikan Helicoverpa armigera pada kapas
c. Pemasangan Senyawa / Minyak Atsiri
Prinsip dasar teknik ini sama dengan pola tanam tumpangsari. Perbedaannya, pada teknik ini tidak perlu menanam tanaman sela di antara tanaman utama, melainkan hanya memasang senyawa atsiri, baik sintetis maupun hasil ekstraksi alami (minyak atsiri), di tempat-tempat tertentu pada areal tanaman budidaya
contoh
senyawa atsiri yang paling banyak digunakan adalah metil eugenol sebagai perangkap hama lalat buah jantan.
senyawa atsiri juga telah diuji untuk mengendalikan hama gudang.
Dengan demikian senyawa-senyawa atsiri ini nantinya diharapkan dapat digunakan untuk menggantikan bahan fumigasi kimia yang telah diaplikasikan selama ini di gudang-gudang penyimpanan. Penelitian dalam skala komersial perlu dilakukan untuk membuktikan efektifitas teknologi ini
D. Pemanfaatan sampah/ bahan organik
Teknik ini memanfaatkan senyawa apneumon sebagai senyawa kimia penghubung antara serangga dengan benda mati. Sampah sebagai sarang musuh alami, khususnya predator, tampaknya belum terpikirkan untuk sarana pengendalian hama
Contoh yang lain adalah kumbang kelapa Oryctes rhinoceros L. yang meletakkan telurnya pada kotoran sapi yang sudah lapuk atau tumpukan batang kelapa yang lapuk. Dengan demikian akan terjadi akumulasi
larva pada satu tempat, khususnya apabila disediakan perangkap, sehingga pengendalian mekanis mudah, murah dan cepat dilakukan.
Dengan menerapkan teknik-teknik tersebut pada lahan pertanian diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia yang kita tahu banyak minimbulkan dampak negatif. Selain itu juga menghemat biaya untuk pengendalian hama tanaman.
trima kasih,
sumber www.chem_is_try.org
Penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan dampak negatif, selain itu penggunaan pestisida secara terus menerus juga dapat menyebabkan resistensi hama dan bahkan meninggalkan residu pestisida pada produk hasil pertanian yang bisa berbahaya apabila dikonsumsi manusia.
Sebelum dijelaskan Teknik pemanfaatan senyawa-senyawa kimia tersebut sebagai salah satu alternatif pengendalian hama tanaman adalah sebagai berikut:
1. Feromon,
adalah bahan yang disekresikan oleh organisme berguna untuk berkomunikasi secara kimia dengan sesamanya dalam spesies yang sama. fungsinya ada dua kelompok feromon yaitu:
a. Feromon “releaser”, memberikan pengaruh langsung terhadap sistem syaraf pusat individu penerima untuk menghasilkan respon tingkah laku dengan segera. Feromon terdiri atas tiga jenis,
yaitu feromon seks, feromon jejak, dan feromon alarm.
b. Feromon primer, berpengaruh terhadap system syaraf endokrin dan reproduksi individu penerima sehingga menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis.
2. Allomon, adalah suatu senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang dilepas oleh suatu organisme dan menimbulkan respon pada individu spesies lain.
Organisme pelepas memperoleh keuntungan, sedang penerimanya dirugikan.
allomon ini dapat dipakai sebagai sifat pertahanan dari serangan serangga herbivora dan untuk menolak predator
3 Kairomon, adalah suatu senyawa kimia atau campuran senyawa kimia yang dilepas oleh suatu organisme dan menimbulkan respon fisiologis dan perilaku pada individu spesies lain.
dapat menimbulkan keuntungan adaptif bagi serangga, individu penerima.
contoh adalah kairomon tanaman jagung,
yaitu tricosan, yang dapat menarik Trichogramma evanescens agar dapat menemukan inangnya, yaitu telur Helicoverpa zea
4. Apneumon, adalah senyawa kimia yang menjadi penghubung antara serangga dengan benda mati. Serangga tersebut terus berkembang biak dengan suburnya dan menjadi makanan beberapa spesies predator.
5. Sinomon, adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh organisme yang dapat menimbulkan respon fisiologis atau perilaku yang memberikan keuntungan adaptif pada kedua belah pihak.
Teknik nya sebagai berikut :
A. Pemanfaatan senyawa feromon sintesis (feromoid
yaitu untuk memantau populasi juga dapat untuk mengacaukan perkawinan (mating disruption). Dengan kacaunya perkawinan maka tidak banyak telur yang bisa menetas sehingga populasi tertekan. Teknologi ini telah digunakan untuk mengendalikan Plutella xylostella pada kubis, Pectinophora gossypiella (Saund.) pada kapas, serta Grapholita funebrana (F.) dan G. prumifora (F.) pada apel
Senyawa feromon seks beberapa spesies serangga telah diidentifikasi, dan telah pula dibuat sintesisnya
B. Pola tanam tumpangsari dan tanaman perangkap
Penanaman tanaman perangkap di antara tanaman utama juga mulai diterapkan untuk mengendalikan populasi hama. Mekanisme yang terjadi adalah adanya daya tarik yang lebih kuat dari tanaman perangkap dibanding tanaman utama sehingga hama lebih menyukai berada pada tanaman perangkap tersebut. Salah satu tanaman yang mampu menarik serangga hama dan musuh alaminya adalah jagung. Tanaman jagung sebagai perangkap telah berhasil diterapkan untuk mengendalikan Helicoverpa armigera pada kapas
c. Pemasangan Senyawa / Minyak Atsiri
Prinsip dasar teknik ini sama dengan pola tanam tumpangsari. Perbedaannya, pada teknik ini tidak perlu menanam tanaman sela di antara tanaman utama, melainkan hanya memasang senyawa atsiri, baik sintetis maupun hasil ekstraksi alami (minyak atsiri), di tempat-tempat tertentu pada areal tanaman budidaya
contoh
senyawa atsiri yang paling banyak digunakan adalah metil eugenol sebagai perangkap hama lalat buah jantan.
senyawa atsiri juga telah diuji untuk mengendalikan hama gudang.
Dengan demikian senyawa-senyawa atsiri ini nantinya diharapkan dapat digunakan untuk menggantikan bahan fumigasi kimia yang telah diaplikasikan selama ini di gudang-gudang penyimpanan. Penelitian dalam skala komersial perlu dilakukan untuk membuktikan efektifitas teknologi ini
D. Pemanfaatan sampah/ bahan organik
Teknik ini memanfaatkan senyawa apneumon sebagai senyawa kimia penghubung antara serangga dengan benda mati. Sampah sebagai sarang musuh alami, khususnya predator, tampaknya belum terpikirkan untuk sarana pengendalian hama
Contoh yang lain adalah kumbang kelapa Oryctes rhinoceros L. yang meletakkan telurnya pada kotoran sapi yang sudah lapuk atau tumpukan batang kelapa yang lapuk. Dengan demikian akan terjadi akumulasi
larva pada satu tempat, khususnya apabila disediakan perangkap, sehingga pengendalian mekanis mudah, murah dan cepat dilakukan.
Dengan menerapkan teknik-teknik tersebut pada lahan pertanian diharapkan dapat mengurangi penggunaan pestisida kimia yang kita tahu banyak minimbulkan dampak negatif. Selain itu juga menghemat biaya untuk pengendalian hama tanaman.
trima kasih,
sumber www.chem_is_try.org
Langganan:
Postingan (Atom)